Jumat, 26 Mei 2017

Tak Ditayangkan di TV! Pengusaha Tionghoa selundup Senjata Ke NKRI Ada Apa Sebenernya ?

Tak Ditayangkan di TV! Pengusaha Tionghoa selundup Senjata Ke NKRI Ada Apa Sebenernya ?



KEYWORD : Asuransi Terbaik, Asuransi Aliianz Indonesia, Asuransi Jiwa dan Kesehatan, Asuransi kesehatan terbaik, Asuransi perjalanan, Tabungan asuransi kesehatan, Asuransi jiwa terjangkau, polis asuransi jiwa murah, Investasi dalam Asuransi, Produk Asuransi Jiwa Syariah, Asuransi Bebas Rencana FWD, Asuransi Jiwa Syariah Terbaik, Daftar harga sepatu safety krusher,jual beli rumah, rumah bagus, ansuransi rumah, motor , mobil, mobil mewah, toyota , honda, credit card, kartu kredit, mercy, bmw, kanker, penyakit kanker


>> Halaman Berikutnya 


Namun, menurut Twang, Ang berhubungan dekat dengan Gunseikanbu (pemerintah militer Jepang). Pabrik minyak kelapanya di Tanjung Karang bahkan berganti nama menjadi Yamato. Dia sukses menjalankan usahanya.

Pada masa revolusi kemerdekaan, perdagangan Ang semakin maju sehingga dia dapat membeli dua kapal layar yang dinamai Sri Menanti dan Sri Nona untuk mengangkut hasil bumi ke Jawa dan Singapura. “Kapal-kapal itu sekembalinya dari Singapura diisinya senjata untuk keperluan TNI (Tentara Nasional Indonesia),” tulis Sam.

Twang menambahkan bahwa selama masa revolusi, Ang digambarkan sebagai “tokoh pemimpin Cina di Teluk Betung, seorang penyelundup senjata.” “Seperti sejumlah totok penyelundup lainnya, keluarga Ang ikut ambil bagian dalam operasi penyelundupan yang berpusat di Palembang, Jakarta, dan Lampung,” tulis Twang.

Tentu saja, penyelundup senjata legendaris adalah Laksamana John Lie (Jahja Daniel Dharma) yang telah ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional pertama dari Tionghoa. Namanya juga dijadikan nama KRI John Lie.

Pada 1948, Ang mendirikan firma NV Handel Mij Swan Liong di Jakarta yang mengurusi perdagangan hasil bumi, bertindak selaku agen komisi, dan mengelola gudang-gudang penyimpanan. Awal era 1950-an, dia melanjutkan operasi pabrik minyak kelapanya yang telah dimekanisasi dan dipindahkan dari Tanjung Karang ke Teluk Betung.

Pada saat yang sama, Ang menjalankan usaha pelayaran (Swan Liong NVHM Bagian Pelayaran). Sebelum tahun 1950, firma ini hanya memiliki dua perahu kecil bernama Teluk No. 1 dan Teluk No. 2 –mungkinkah nama itu perubahan dari Sri Menanti dan Sri Nona? Memasuki tahun 1951, dia menambah lima kapalnya sehingga kapalnya sampai Teluk No. 7 –sumber lain menyebut dia memiliki kapal Teluk 1-9 dan 11. Masing-masing kapal berbobot mati sekitar 100 ton, melayani pelayaran antarpulau, terutama antara Jakarta, Lampung, Palembang, dan Pontianak.

Dengan perusahaan pelayarannya itu, menurut Siauw Giok Tjhan dalam Lima Jaman Perwujudan Integrasi Wajar, Ang menjadi salah seorang pelopor dalam usaha perhubungan antarpulau. Dia usahawan besar dan perusahaannya berkembang dengan baik. Perusahaan pelayarannya kemudian berganti nama menjadi PT Naga Berlian. Sedangkan perusahaan dagangnya menjadi PT Naga Intan.


Related Posts

Tak Ditayangkan di TV! Pengusaha Tionghoa selundup Senjata Ke NKRI Ada Apa Sebenernya ?
4/ 5
Oleh